Tingjing, Lamaran Ala Tionghoa yang Mulai Terlupakan

Tradisi lamaran etnis Tionghoa tidak berbeda jauh dengan tradisi budaya lain seperti Jawa maupun Batak, yaitu keluarga dari pria akan meminang wanita yang akan dinikahi oleh sang pria. Hanya saja, tata cara dan suasana setiap tradisi berbeda. Cheongsam (kostum tradisional Cina),  karakter shuangxi (lambang dari keberuntungan, terutama dalam pernikahan) , makanan tradisional Tionghoa dan dekorasi yang serba merah atau emas menjadi ciri khas tersendiri saat pelaksanaan Tingjing yang lengkap dengan kesan orientalnya.



Banyak yang mengira bahwa Tingjing sama seperti Sangjit, tapi sebenarnya keduanya berbeda. Tingjing atau yang biasa disebut dengan tradisi kalungan merupakan prosesi lamaran dimana keluarga pria meminang wanita yang akan dinikahinya yang mana Ibu dari keluarga pria akan memakaikan kalung ke calon mempelai wanita sebagai tanda pengikat. Biasanya, Tingjing dilakukan kurang dari satu tahun bahkan lebih sebelum hari pernikahan tiba. Sedangkan, Sangjit merupakan proses seserahan mendekati hari H pernikahan.



Tingjing, biasanya dilakukan pada jam dan tanggal yang baik dan diatur sesuai dengan tanggal lahir kedua calon mempelai, supaya Tingjing bisa membawa keharmonisan, keberuntungan dan kebahagiaan.  Pada prosesi Tingjing, pada umumnya keluarga pria membawa seserahan dengan jumlah genap dan makanan tradisional Tionghoa yang penuh makna. Jumlah seserahan, baik jumlah bakinya maupun isi bakinya harus genap. Tapi, tidak disarankan berjumlah 4 karena dalam Bahasa mandarin, pengucapan angka 4 dibaca sebagai “si” atau meninggal. Maka, biasanya jumlah seserahannya berjumlah 6,8,12 dan angka genap seterusnya.

Isi baki-baki tersebut biasanya buah, dan makanan atau minuman yang manis dan lengket. Makanan atau minuman yang manis ini sebagai lambang keharmonisan yang mana diharapkan bisa menjadi pasangan yang selalu harmonis. Makanan atau minuman apa saja sih biasanya yang digunakan dalam acara Tingjing? Ini beberapa contohnya, sebagai berikut :

- Buah apel berwarna merah, bermakna agar diberi keselamatan.

- Buah jeruk manis dan berwarna orange, bermakna agar diberi keselamatan.

- Misoa, bermakna agar diberi umur yang panjang.

- Marie wijen, bermakna agar diberi rejeki yang berlimpah.

- Manisan

- Koya kacang

- Koya merah

- Taosako

- Longan kaleng

- Leci kaleng

- Permen

- Anggur Merah

- Cokelat

- Jelly




Isi seserahan ini bisa kamu cari di toko yang menyediakan paket untuk seserahan Tionghoa. Biasanya toko sudah memiliki beberapa paket dengan jumlah dan isi baki yang berbeda-beda.

Nah, itu dia salah satu tradisi Tionghoa yang seringkali dilewatkan oleh orang Tionghoa. Karena. Seiring perkembangan zaman, dimana orang-orang lebih suka hal-hal yang praktis saja, padahal sayang sekali jika satu tradisi terlewatkan dan takutnya semakin lama semakin punah karena tidak ada yang melestarikannya lagi.

Bagi kalian brides to be, jangan lupa persiapkan dekor yang indah meskipun sederhana, tak perlu mahal yang penting suasana nyaman dan pastikan memiliki spot yang cukup untuk berfoto ya, karena kalian akan menemukan sebuah moment yang berharga suatu saat nanti ketika melihat foto tersebut.


Comments